12/08/2013

Jilbab Sebagai Perisai Diri

Islam mengajarkan dan memberikan tuntutan yang nyaman, mudah dipahami, dimengerti dan diikuti dari berbagai kalangan baik anak-anak, remaja, dewasa bahkan sampai kalangan tua. Islam memberikan tempat yang sangat berharga bagi kaum perempuan di mana harkat dan martabatnya dijunjung tinggi karena dalam hal pahala posisinya setara dengan kaum Adam [laki-laki], itu adalah janji Allah yang termuat dalam Al-Qur’an dan hadis rasul SAW.
Al-Qur’an telah banyak memberikan informasi tentang tata cara berpakaian meskipun tidak rinci. Dalam surat Al-Ahzab Ayat 59 yang artinya:’’ hai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin: ”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Tulisan ini mencoba mengkaji makna jilbab dalam Al-Qur’an yang berfungsi sebagai pakaian muslimah. Pakaian berarti semua benda yang dipakai, seperti celana, baju, kaos kaki, dsb [poerwadarminta,1986:696]. Dari beberapa ayat Al-Qur’an jelas bahwa fungsi pakaian yaitu untuk menutup aurat, untuk perhiasan, dan untuk perlindungan. Menutup aurat hakikatnya merupakan fitrah manusia yang diaktualkan pada saat ia memiliki kesadaran (Shihab, 1996: 157). Hal ini terdapat dalam peristiwa yang menimpa Nabi Adam dan Hawa yang diabadikan dalam QS.(7): 20 dan 22. Nabi Adam dan Hawa mendapat bisikan setan untuk makan buah terlarang (khuldi) yang mengakibatkan keduanya dikeluarkan dari surga serta terbuka auratnya. Menurut Shihab, 1996:155 dikatakan bahwa pada dasarnya diri manusia adalah “Tertutup auratnya” namun karena godaan setan, maka aurat manusia terbuka.
Dari ilustrasi ayat tersebut di atas mengartikan bahwa saat sekarang ini para wanita muslim suka dengan hal-hal yang berbau seksi, ketat dan membuat sensasi, malu untuk mengenakan pakaian muslimah, atau berjilbab hanya sekedar kewajiban atau aturan di sekolah dan itu termasuk dari tanda-tanda kehadiran setan telah hadir dalam dirinya. Oleh karena itu untuk menguatkan seruan kepada manusia untuk menutup aurat dan agar tidak tergoda oleh setan, firman ALLAH yang artinya : “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh Syaithan sebagaimana ia telahmengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, menangkalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya [aurat]. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
Dari beberapa yang dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa untuk menjaga harkat dan martabat seorang perempuan maka Islam memberikan tawaran yaitu dengan diwajibkannya seorang muslimah mengenakan jilbab akan mendapatkan ketenteraman, ketenangan dan keamanan yang di dapatnya. Inilah sisi positif untuk tetap mempertahankan jilbab sebagai perisai diri. Jilbab bukan hanya sebatas pakaian yang menutup aurat tetapi jauh dari itu semua bahwa makna jilbab tentunya terealisasikan dalam bentuk perilaku atau sikap sebagai wanita muslimah, salah satu bentuk sikap perempuan yang mengenakan jilbab adalah tutur katanya yang sopan dan santun, menghargai dan menghormati guru atau pun sesama temannya juga memahami bagaimana etika pergaulan yang baik antara lawan jenisnya. Tidak kebablasan dalammemaknai hal pertemanan ataupun persaudaraan yang sering maknanya dikaburkan dengan “kakak angkat atau adik angkat”. Pada dasarnya makna tersebut adalah hubungan spesial antara laki-laki dan perempuan, inilah salah satu bentuk pemerkosaan atas nama cinta yang biasanya ditawarkan oleh kaum laki-laki kepada perempuan yang sifatnya sangat lemah.
Perhiasan yang terbaik di muka bumi ini adalah wanita yang sholehah artinya perempuan baik muda, remaja ataupun tua bisa membawa dirinya kepada jalan kebenaran bukan kemaksiatan. Wanita bisa menjadi mutiara di dasar lautan manakala akhlaknya, gaya bicaranya, perilakunya dan terutama ibadahnya selalu istiqomah untuk mempertahankannya, inilah wanita-wanita yang sholehah dan beriman.
Dengan berjilbab, bukan berarti anda kaum perempuan ketinggalan zaman, tidak modis, dan tidak cantik karena tidak memperlihatkan mahkota [rambut] yang selalu di bangga-banggakan di hadapan para pria. Semua itu adalah kenikmatan sesaat di dunia di mana di akhirat nanti bagi kaum perempuan yang dengan sengaja memperlihatkan dan mempertontonkan kecantikan,kemolekan dirinya maka neraka jahannam akan membakar dirinya sampai kepada titik ubun-ubunnya nauzubillah.
Semoga kita semua bukan termasuk orang – orang yang demikian itu. Dari beberapa penjelasan yang telah di uraikan di atas,  maka dapat disimpulkan bahwa wanita yang berjilbab baik fisiknya ataupun rohaninya [ibadahnya], maka kesadaran dalam diri wanita muslimah tersebut tampak dalam bentuk sikap dan perilakunya, tata bicaranya yang sopan tidak berlebihan, menjaga pergaulan dengan lawan jenis tidak kebablasan, menghormati dan menghargai guru dan sesama teman juga peduli dengan lingkungannya.
Berjilbab tidak menghalangi wanita muslimah untuk beraktivitas, berinteraksi bahkan dalam hal meraih prestasi atau kesuksesan. Wanita yang mengenakan jilbab itu akan terhindar dari kejahatan dan keusilan para lelaki, karena mereka segan dan takut untuk mengganggu atau berniat jahat kepada wanita yang berjilbab. Menjadi wanita muslimah yang berjilbab adalah suatu kebanggaan dan pencerminan wanita muslimah yang sesuai dengan ajaran Islam.

* Ustadzah DR. Desi Erawati, M.Ag, diterbitkan dalam Buletin Santri "eX-One".
             

Newer Post Older Post Home

0 komentar:

Post a Comment

Ayo sharing di sini !